MIN 3 Bantul Laksanakan Spiritual Parenting : Kiat Cerdas Mendidik Anak

Bantul (MIN 3 Bantul). “Apa yang kita harapkan dari seorang anak ketika sudah tua”. Itu adalah pertanyaan yang dilontarkan oleh Nadhif Masykur kepada peserta acara spiritual parenting yang dilaksanakan MIN 3 Bantul pada hari Sabtu (10/4) sebagai salah satu rangkaian program Sukses Menghadapi Ujian Akhir Madrasah dan Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah di MIN 3 Bantul Tahun Pelajaran 2020-2021.

Kegiatan ini diikuti sekitar 53 wali murid kelas VI MIN 3 Bantul yang dibagi kedalam 2 sesi acara dengan protokol kesehatan yang ketat. Wali  murid adalah unsur terpenting yang dapat menentukan keberhasilan dan kesuksesan peserta didik, terlebih pada masa pandemi, waktu anak lebih banyak bersama orang tua di rumah dibandingkan dengan guru di sekolah. Oleh karena itu, bapak-ibu harus memiliki pengetahuan bagaimana cara bersikap yang terbaik kepada anak, karena seperti apa anak kita di masa depan ditentukan dengan sikap kita sekarang, papar Hanik Nurul Hidayah dalam sambutannya ketika memulai acara yang dilaksanakan menjelang Bulan Ramadlan ini.

Jangan tertipu oleh iklan yang menempel pada diri anak kita sekarang, karena proses dalam kehidupan tetap berjalan. Tugas orang tua itu mendidik dan mendampingi, bukan sebagai hakim yang menjustifikasi bahwa anak itu gini dan gitu. Contoh yang diberikan adalah jika anak kita nilainya belum bagus saat ini bukan berarti dia bodoh, mungkin hanya belum menemukan cara belajar yang tepat, atau belum ditemukan.

Mengakhiri motivasi yang diberikan, Nadhif mencuplik surat cinta kepala sekolah untuk wali murid yang pernah viral di media sosial; Ada calon pengusaha, yang tidak butuh pelajaran sejarah atau sastra. Ada calon musisi, yang nilai kimianya tak akan berarti. Ada calon olahragawan, yang lebih mementingkan fisik daripada fisika.  Sekiranya anak Anda lulus jadi yang teratas, hebat! Tapi bila tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka Sebuah ujian atau nilai rendah tak akan mencabut impian dan bakat mereka. Dan mohon, berhentilah berpikir bahwa hanya dokter dan insinyur yang bahagia di dunia ini. (agassa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *